Cari Blog Ini

Senin, 28 Februari 2011

Akustik Organologi-ku


yaa, ada yang bilang bunyi itu getaran suatu objek yang bisa diidentifikasikan tinggi rendah nya, atau warna suaranya, atau bisa juga yang gak bisa diidentifikasikan karakternya, biasa disebut noise (apa yah bahasa Indo nya noise? nah, karakter2 tertentu dari bunyi ada dua golongan, karakter fisik dan karakter psikologis.

Karakter fisik dari musik biasanya bisa kita ukur secara fisika ataupun matematis sifatnya:

1. frekwensi -> jumlah getaran per detik, satuannya Hz (Hertz)
2. intensitas -> besar energi suara yang disalurkan ke suatu bidang area tertentu per detik, satuannya Db (Desibel)
3. bentuk gelombang -> menentukan struktur harmonic yang terkandung di dalam suatu bunyi, menyebabkan karakter yang berbeda antara bunyi yang satu dengan yang lain. Bentuk2 gelombang dasar seperti Saw, Square, Sine Wave.
4. durasi -> lamanya suatu bunyi berlangsung, biasa dihitung per detik, atau menit, atau satuan waktu lainnya. Durasi ini nantinya akan bisa menentukan ritme.
5. growth dan decay -> durasi yang dibutuhkan suatu bunyi untuk mencapai tingkat intensitasnya yang stabil, dan durasi yang dibutuhkannya untuk tak lagi terdengar.
6. vibrato ->amplitude modulation; frequency modulation.

Karakter psikologis dari musik ini sifatnya hanya bergantung pada persepsi pendengarnya, lain dengan karakter2 fisik tadi, walau ada beberapa hal yang bisa masuk ke dalam kedua kategori tersebut:
1. pitch -> persepsi manusia terhadap tinggi rendahnya frekwensi bunyi yang didengarnya
2. loudness -> persepsi manusia terhadap keras/lembutnya suatu bunyi
3. warna suara / timbre -> karakter bunyi yang memberdakannya dengan bunyi yang lain
4. durasi -> lamanya suatu bunyi berlangsung; menentukan nilai not, tempo, tanda istirahat, irama (ritme)
5. growth dan decay (sama kaya yang tadi)
6. vibrato -> menambah kehidupan / kealamian suatu bunyi
7. beats -> fenomena yang terjadi sebagai hasil dari interferensi dua gelombang dengan frekwensi yang berbeda; berupa gelombang dengan nilai frekwensinya = selisih frekwensi kedua gelombang tersebut.
8. konsonan dan disonan -> relasi yang terjadi ketika 2 not atu lebih dibunyikan bersamaan.
9. volume -> diperngaruhi besar kecilnya intensitas suara, jumlah suara, gema ruangan (resonansi), jumlah harmonic yang dihasilkan dan distribusi spasial dari bunyi.
10. ritme
11. presence dan absence -> menghasilkan persepsi manusia terhadap kedekatannya dengan sumber bunyi. contohnya bandingkan seseorang memanggil kita dari ruang sebelah dengan bila ia memanggil di hadapan kita secara langsung, maka tidak hanya kekerasannya yang berbeda, namun juga ada frekwensi tinggi dan rendah yang teredam oleh tembok.

DESKRIPSI MATA KULIAH:

Mata kuliah akustik mempelajari pengetahuan tentang sumber bunyi, proses perambatan

bunyi, dan penerimaan bunyi. Selain itu mempelajari pula tentang fenomena-fenomena akustik

yang terjadi baik secara fisika, biologi maupun psikologis dari ketiga pengetahuan di atas.

Sementara Organologi mempelajari tentang struktur instrumen musik berdasarkan sumber bunyi,

cara memproduksi bunyi dan sistem pelarasan. Untuk itu mahasiswa dibekali praktek membuat

beberapa instrumen.

TUJUAN MATA KULIAH:

Memberi wawasan pengetahuan tentang akustik dan organologi, agar mahasiswa mampu

memanfaatkan pengetahuan tersebut untuk mempelajari berbagai bidang-bidang pengetahuan

musik lainnya.

KEGIATAN PEMBELAJARAN

Mata kuliah Akustik/Organologi dibuka pada semester ganjil setiap tahun ajaran,

dengan bobot 2 (dua) SKS atau sama dengan 16 pertemuan, yakni 1 x seminggu untuk 100

menit. Oleh sebab itu, dirancang: 7 pertemuan untuk kegiatan pembelajaran akustik, 7 pertemuan

untuk kegiatan pembelajaran organologi, 1 pertemuan untuk ujian tengah semester, dan 1

pertemuan untuk ujian akhir semester. Adapun materi pembelajaran setiap pertemuan yang

dirancang hingga akhir pertemuan pembelajaran, sebagai berikut:

Pertemuan pertama:

Berisi pengantar ilmu akustik, yakni pengertian tentang terminologi akustik, lingkup

akustik, keterkaitan akustik dengan disiplin ilmu lainnya serta cabang-cabang ilmu akustik, dan

fungsi/peranan akustik dalam pengetahuan musik pada khususnya dan kehidupan manusia pada

umumnya.

Pertemuan ke-dua:

Berisi materi sekitar sumber bunyi: getaran suara/bunyi, energi bunyi, konsep periode,

getaran sinus, dan satuan skala bunyi.

Pertemuan ke-tiga

Pertemuan ini berisi materi perkuliahan tentang proses perambatan bunyi: depresi bunyi

diudara, gelombang/perambatan bunyi, pengaruh suhu udara terhadap proses perambatan bunyi,

gaung bunyi, resonansi, loudness, pemantulan bunyi, dan penyerapan bunyi.

Pertemuan ke-empat

Pertemuan ini berisi materi: tentang overtone series, menghitung frekuensi, amplitudo,

dan timbre.

Pertemuan ke-lima

Pertemuan ini berisi: materi tentang proses perambatan bunyi, depresi, gelombang

bunyi,pemantulan bunyi, penyerapan bunyi, dan pengaruh suhu/temperatur terhadap perambatan

bunyi.

Pertemuan Ke-enam

Pertemuan ini berisi tentang peristiwa penerimaan bunyi, fungsi dan struktur biologis

telinga, persepsi bunyi, dan psiko-akustik, dan kepekaan.

Pertemuan ke-tujuh

Pertemuan ini berisi materi: psikologi musik, hubungan antara ilmu akustik dengan

unsur-unsur musikal, serta terapi musik sebagai pengantar.

Pertemuan ke-delapan

Pertemuan ini berisi sejarah perkembangan ilmu akustik, serta dasar-dasar akustik ruang,

dan sejarah perkembangan akustik ruang yang berkaitan dengan pengetahuan arsitektural.

Pertemuan Ke-sembilan

Penyelenggaraan ujian tengah semester, yang diselenggarakan dalam bentuk ujian

tulis dan ujian lisan (wawancara).

Pertemuan ke-sepuluh s/d enam belas

Pertemuan tersebut berisi materi tentang perkembangan alat musik, teknik ( proses

pembuatan dan aturan akustik), serta cara penggunaan alat-alat musik tersebut.


BUKU SUMBER:

1. Alex Paat, Instrumen-Instrumen Orkes, IKIP Jakarta 1980

2. Alfred H. Howe, Scientific Piano Tuning and Servicing, American piano Suplay, 1976

3. Barbour, James Muray, Turning and Temperament, New York, da Capo Press , 1972

4. Leslie l. Doelle, Akustik Lingkungan, penerbit Erlangga Surabaya, 1984

5. Ponoe Banu, Pengetahuan Alat Musik, Gramedia Jakarta, 1984

6.

Buku Ilmu Pengetahuan populer jilid 5, Bunyi dan Bunyi-bunyi Musik , PT

Widyadara Jakarta , 1984


AKUSTIK

Akustik dapat mengacu kepada beberapa hal berikut:

Akustik ruang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Akustik ruang pada Teater

Akustik Ruang terdefinisi sebagai bentuk dan bahan dalam suatu ruangan yang terkait dengan perubahan bunyi atau suara yang terjadi.

Akustik sendiri berarti gejala perubahan suara karena sifat pantul benda atau objek pasif dari alam.

Akustik ruang sangat berpengaruh dalam reproduksi suara, misalnya dalam gedung rapat akan sangat memengaruhi artikulasi dan kejelasan pembicara.

Akustik ruang banyak dikaitkan dengan dua hal mendasar, yaitu :

  • Perubahan suara karena pemantulan dan
  • Gangguan suara ketembusan suara dari ruang lain.

Dibutuhkan seorang ahli yang berlandaskan teori perhitungan dan pengalaman lapangan untuk mewujudkan sebuah ruang yang ideal, seperti home theatre, ruangan karaoke, raung rekaman , ruang pertemuan dan sejenisnya termasuk ruang tempat ibadah.

Pengukuran jangkah frekuensi dan besarnya, dapat dilakukan dengan bantuan sebuah RTA (Real Time Analyzer) untuk mengetahui dan menentukanfrekuensi pantulan atau ketembusan, sehingga dapat ditentukan jenis material penyerap suara yang digunakan.

Akustik ruang

Banyak material penyerap yang sangat efektif untuk digunakan, misalnya TraFlex. Mempunyai banyak variant produk yang memungkinkan untuk membuat hasil yang optimal. Tipe TraFlex 10.15, dengan spesifikasi alfa=0,7 pada 300Hz-16KHz, sangat efektif jika digunakan untuk memperjelas suara.

1 komentar: