Cari Blog Ini

Senin, 02 Mei 2011

MENGAYAU A Dayak Tradition


M asyarakat dan budaya adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Society is the brain that creates the idea / notion that then form a pattern of behavior, habits and become culture. Masyarakat adalah otak yang menciptakan ide / gagasan yang kemudian membentuk pola perilaku, kebiasaan dan menjadi budaya. Each other continuously, so in character. Satu sama lain terus menerus, sehingga dalam karakter. Assessing the culture of the people are learning to the next life. Menilai budaya orang belajar untuk kehidupan selanjutnya. Moreover, individual human beings are born with a responsibility to be a caliph in the earth, in the sense of the word become leaders, supervisors, managers, keepers of the earth and all its contents. Selain itu, individu manusia dilahirkan dengan tanggung jawab untuk menjadi khalifah di bumi, dalam arti kata menjadi pemimpin, supervisor, manajer, penjaga bumi dan segala isinya. The pattern of human behavior was divided into several living systems. Pola perilaku manusia dibagi menjadi beberapa sistem kehidupan.

Koentjaraningrat divide the seven elements of culture including material and nonmaterial aspects. Koentjaraningrat membagi tujuh unsur kebudayaan termasuk bahan dan aspek nonmateri. These aspects, among others: Aspek-aspek, antara lain:

1) religion and religious systems, 1) agama dan sistem agama,

2) System and community organizations, 2) Sistem dan organisasi kemasyarakatan,

3) The system of knowledge, 3) Sistem pengetahuan,

4) Language, 4) Bahasa,

5) System of the arts, 5) Sistem kesenian,

6) System livelihood, 6) Sistem mata pencaharian,

7) System technology and equipment. 7) Sistem teknologi dan peralatan.

M engayau or chop is a tradition that is often performed by the Dayak community in the past. engayau M atau memotong merupakan tradisi yang sering dilakukan oleh masyarakat Dayak di masa lalu. But, at this time there were several Dayak communities who still do mengayautradition. Namun, saat ini ada beberapa komunitas Dayak yang masih mengayautradition.

What is the background mengayau tradition performed by Dayak? Apakah latar belakang tradisi mengayau dilakukan oleh Dayak?

To know these habits so that later developed into a tradition, we can menelusiri of the history of Dayak people. Untuk mengetahui kebiasaan ini sehingga nantinya berkembang menjadi tradisi, kita bisa menelusiri dari sejarah orang Dayak. History of the Dayak people Kalimantan characterized by large-scale migration, such as warfare, headhunting (beheading), conquest, which it happened for nearly three centuries (in the Northeast Solar Kalimantan ; YDBCC and Heart Foundation). Sejarah orang-orang Dayak Kalimantan ditandai dengan migrasi skala besar, seperti peperangan, pengayauan pemenggalan), penaklukan (, yang terjadi selama hampir tiga abad (di timur laut Kalimantan Solar; YDBCC dan Yayasan Jantung).

There are several factors that lead to Dayak communities conduct large-scale migration,among others; Ada beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat Dayak melakukan migrasi skala besar, antara lain;

    1. 1. Natural changes, such as the existence of forests as a source of food for their daily lives that were damaged due to climatic factors and areas, some human intervention, such as clearing land for plantations, logging, and mining (land damage factor due to plantations, logging and mining occurs when the nation entered the inland colonial Kalimantan). Alam perubahan, seperti keberadaan hutan sebagai sumber makanan bagi kehidupan sehari-hari mereka yang rusak karena faktor iklim dan daerah, beberapa intervensi manusia, seperti pembukaan lahan untuk perkebunan, penebangan, dan pertambangan (faktor kerusakan lahan karena perkebunan , dan pertambangan logging terjadi ketika bangsa memasuki kolonial pedalaman Kalimantan).

    2. 2. The existence of life needs to survive the pressure will lead to a habit of running the Dayak community of nomadic life increasingly widespread. Adanya kebutuhan untuk bertahan hidup tekanan akan mengarah pada kebiasaan masyarakat Dayak menjalankan kehidupan nomaden semakin meluas.

    3. 3. The need to survive also encourage communities to build resilience Dayak life by doing battle, mastering other ethnic groups to expand the land, conquer other Dayak groups, and for regeneration. Kebutuhan untuk bertahan hidup juga mendorong masyarakat untuk membangun ketahanan hidup Dayak dengan melakukan pertempuran, menguasai kelompok etnis lain untuk memperluas lahan, menaklukkan Dayak kelompok lain, dan untuk regenerasi.


Basically, dayak agama_kepercayaan not know they were not in monotheism. Pada dasarnya, agama_kepercayaan dayak tidak tahu mereka tidak dalam monoteisme. The view of the world (world view), legal, trust, community relations and other habits is a tradition which later become their way of life. Pandangan dunia (pandangan dunia), hukum, kepercayaan, hubungan masyarakat dan kebiasaan lainnya adalah tradisi yang kemudian menjadi cara hidup mereka.

Indigenous Dayak tribes are animists who called Kaharingan taken from Danum Kaharingan term which means water of life. Adat suku Dayak adalah animisme yang disebut Kaharingan yang diambil dari istilah Danum Kaharingan yang berarti air kehidupan. They believe in spirits (ngajum Subscribe) who occupies the house poles, forests, big trees and water. Mereka percaya dalam roh (Ngajum Berlangganan) yang menempati tiang rumah, hutan, pohon-pohon besar dan air. Ancestral spirits (Ngaju Liau) is the most important spirits in the lives of indigenous Dayak society. roh Leluhur (Ngaju Liau) adalah roh yang paling penting dalam kehidupan masyarakat adat Dayak.


Mengayau done on trust. Mengayau dilakukan pada kepercayaan. But, along with the opening of access roads and natural changes, the presence of their tradition tiadak escape from external pengarauh until there was a social change in their lives, including the perspective of faith (tradisi_ world view). Tapi, seiring dengan pembukaan jalan akses dan perubahan alam, kehadiran tiadak tradisi mereka melarikan diri dari pengarauh eksternal sampai terjadi perubahan sosial dalam kehidupan mereka, termasuk perspektif iman (tradisi_ pandangan dunia).


Background-hunting grounds, according to the religious views of people dayak, human soul or life force remains in the human head. Background-berburu alasan, menurut pandangan religius orang Dayak, jiwa manusia atau kekuatan hidup tetap dalam kepala manusia. Head of dikayau (decapitated) are magical objects, which are religious to strengthen their lives and others. Kepala dikayau (dipenggal) adalah obyek magis, yang religius untuk memperkuat kehidupan mereka dan lain-lain. The victim's head was collected from various ages. Kepala korban dikumpulkan dari berbagai usia. The heads that have been dikayau required for traditional ceremonies, to clean and to strengthen the village. Kepala yang telah dikayau diperlukan untuk upacara tradisional, untuk membersihkan dan untuk memperkuat desa. Sometimes, young people from doing headhunting Dayak tribes to prove the courage of the bride. Kadang-kadang, orang-orang muda dari suku Dayak melakukan pengayauan untuk membuktikan keberanian pengantin wanita.


Along with social change, especially when the nation began to enter the inland colonialKalimantan , Habit mengayau reduced. Seiring dengan perubahan sosial, terutama ketika bangsa mulai memasuki pedalaman colonialKalimantan, Kebiasaan mengayau berkurang. At that time, Dutch and British colonial military patrol who then bring those who have mengayau. Pada saat itu, Belanda dan Inggris patroli militer kolonial yang kemudian membawa mereka yang telah mengayau. In addition, the arrival of outsiders who bring the mission of spreading the religion, also helped influence the habits of people not to do dayak headhunting. Selain itu, kedatangan orang luar yang membawa misi penyebaran agama, juga membantu mempengaruhi kebiasaan orang untuk tidak melakukan pengayauan Dayak. Moreover mengayau human head is considered as an inhuman act, violating the norms and religious values. Apalagi mengayau kepala manusia dianggap sebagai tindakan tidak manusiawi, melanggar norma-norma dan nilai-nilai agama. Tradition mengayau human head for ceremonial offerings to be replaced with the head of buffalo. Tradisi mengayau kepala manusia untuk persembahan upacara untuk diganti dengan kepala kerbau.